Surabaya, Kompas - Tuntutan kompetensi seorang pengajar semakin tinggi. Siswa didik tidak hanya harus lulus ujian nasional, tetapi juga menguasai mata pelajaran yang diberikan. Selain itu, sikap sebagai bekal hidup juga perlu ditanamkan.
Namun, dilihat dari kompetensi saja kualitas guru di Indonesia masih memprihatinkan. Pengamat pendidikan Universitas Negeri Surabaya,
Martadi, Rabu (17/3) di Surabaya, mengatakan, dari 2,7 juta guru di Indonesia, sebanyak 63,1 persen masih belum sarjana.
Sementara itu, guru juga dituntut profesional dan punya komitmen karena harus bertanggung jawab, inovatif, jujur, dan disiplin dalam
mendidik. Dengan segala kualitas ini, murid akan lebih mudah memahami dan tidak sekadar belajar teori.
Direktur LSM Aliansi Tanggap Pendidikan M Isa Anshori menilai, umumnya guru belum mampu menilai kemampuan anak termasuk menentukan indikator ketuntasan belajar secara menyeluruh dari sisi kognitif, afeksi, dan psikomotorik. "Saat ini guru hanya melihat kemampuan anak dari sisi kognitif dan hanya berkutat pada masalah akademis," kata Isa.
Terkait pengembangan sikap anak, umumnya guru juga belum memiliki kemampuan itu. "Pembuatan perencanaan pembelajaran juga kerap masih"copy-paste". Karenanya, perlu pendampingan untuk guru supaya memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan anak," tutur Isa.
Pelatihan
Untuk meningkatkan kompetensi akademis pengajar, menurut Martadi, program beasiswa untuk kelanjutan studi para guru bisa diteruskan.
Guru dan kepala sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional juga wajib didorong untuk melanjutkan studi ke jenjang S2.
Program pelatihan supaya guru-guru bisa mengikuti perkembangan terbaru dalam metode pembelajaran sangat diperlukan. Pemerintah perlu mendukung pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan supaya guru kreatif dam inovatif.
Untuk pengembangan kompetensi, para guru terutama guru SD bisa mengikuti seminar "Cara Mudah Meningkatkan Prestasi dan Belajar Murid" dengan narasumber Adi W Gunawan pada 31 Maret 2010 di Gramedia Expo Surabaya. Seminar itu merupakan rangkaian kegiatan Kompas Gramedia Fair 2010 yang berlangsung 31 Maret hingga 4 April.
Menurut panitia seminar, Yulie Dwi Kurniasari, para guru peserta seminar juga akan mendapatkan sertifikat. (INA)
0 komentar:
Posting Komentar