Buya Hamka Pemikir Islam Modernis
Buya Hamka
Tidaklah berlebihan kiranya jika disebutkan bahwa Buya Hamka adalah seorang pemikir Islam modernis yang paling subur di Indonesia. Beliau bukanlah seorang sarjana dengan pendidikan formal yang memadai, melainkan seorang autodidak. Namun, beliau adalah seorang pribadi yang memiliki kemampuan kognitif yang sedemikian tingginya sehingga hanya dengan beberapa bekal pendidikan masa kecilnya saja beliau sanggup menghimpun dan kemudian memproduksi sedemikian luas ilmu pengetahuan agama melebihi kebanyakan mereka yang berpendidikan formal.
Kelebihan lain Buya Hamka ialah kesanggupannya menyatakan pikiran dalam ungkapan modern dan kontemporer. Oleh karena itu, Buya Hamka berhasil menjalin komunikasi intelektual dengan kalangan terpelajar tanpa hambatan. Pikiran-pikirannya diterima di kalangan luas, khususnya kalangan umat Islam Indonesia yang sering diindentifikasi sebagai “kaum modernis” atau “kaum pembantu”.
Sebagai tokoh kelahiran Tanah Minang, dan lebih-lebih lagi sebagai putra seorang pendekar pembaruan yang tersohor (Dr Abdul Karim Amarullah atau Haji Rasul), Buya Hamka memang tidak dapat dilepaskan dari jiwa dan semangat pembaruan dan modernisme Islam. Tanah Minang adalah bagian dari negeri kita yang paling banyak mendapat pengaruh dari pikiran-pikiran reformasi Islam. Pengaruh itu mula-mula datang dari pemikiran “reformasi klasik” – seperti yang dibawa oleh Haji Miskin (dan kawan-kawannya) dari Hijaz (yang kemudian menyulut api Perang Padri) – yaitu pemikiran reformasi Salafiyah menurut gerakan Muhammad ibn Abd Al-Wahab dan para pendukungnya (“Kaum Wahabi”).
Tidak lama kemudian disusul pengaruh pemikiran reformasi jenis “modernis”, seperti yang dibawakan oleh mereka yang datang dari Mesir. Mereka ini mewakili gerakan triad Jamaluddin Al-Afghani, Syaikh Muhammad Abduh, dan Sayyid Rasyid Ridla. Dalam suasana yang penuh pengaruh reformasi itulah Buya Hamka hidup. Suasana reformasi itu sangat memengaruhi perkembangan pemikiran beliau sehingga mengantarkannya menjadi salah seorang tokoh pembaruan yang sangat unik dan penuh pesona.
Sumber: Ensiklopedi Nurcholish Madjid
1 komentar:
Kau harapan islam
Kesederhanaanmu mengecap kebahagiaan dunia
Kau ulama' teragung
Ketaqwaan dirimu
Itu yang merantai jiwa ummah
PERIBADI HAMKA
Ku ukir rasa kagumku dengan adaptasi sebuah penulisan. Biarpun gambar ketika makan, tiadalah yang dapat ku gambarkan bagaimana kesederhanaanmu meruntun pelbagai jiwa. Biarpun tidak mengenalimu sebagai seorang pemimpin, tetapi dengan hanya melihat dari sudut sebagai seorang manusia, auramu sudah cukup untuk dikagumi.
Mengapa saat melihat wajahmu bagai ada 'nur' terpancar di sebalik kedut-kedut tua?
Mengapa ramai orang suka menatap gambarmu apatah lagi mengumpulnya sebagai koleksi peribadi?
Mengapa menatap gambarmu begitu mengasyikkan? Terlalu bermakna untuk dihayati.
Mengapa keperibadianmu tiada tolok bandingnya?
Mengapa kesederhanaamu digilai rakyat marhaen?
Mengapa manusia suka menjadikan dirimu sebagai idola mereka? Dari sejak kecil?
Mengapa dirimu menjadi bualan masyarakat dunia? Dihormati oleh pelbagai kaum dan agama?
Jasadmu sentiasa dikenali sebagai seorang Ulama Besar yang paling zuhud dan warak. Pada hampir setiap masa, di mana-mana saja, kopiah/pici dan serban tidak pernah ditanggal.
Pemimpin yang tahu amanah Allah padanya, tidak sibuk menghimpun harta. Malah lebih mudah menyelami kesusahan hati rakyat. Begitulah kerendahan hati HAMKA menjaga kebajikan umat persis Khalifah Umar Al Khattab.
Cukup terasa apabila rumahmu hanyalah sebuah rumah kampung biasa seperti yang dimiliki oleh rakyat kebanyakan. Rumah yang tidak berpagar sama sekali dan tiada pengawal keselamatan yang diupah untuk menjaga.
Cukup terpikat dengan kezuhudan yang hadir membasahi bumi serambi Mekah. Al Azhar bangun bukan bersifat materialistik duniawi tetapi dengan bertunjangkan rohani dalam payungan keberkatan dan keredhaan Allah.
Biar! Biar rakyat miskin harta jangan sekali-sekali miskin ilmu. Biar rakyat kaya amal soleh. Umpama bintang-bintang di langit, kehidupanmu diteladani buat ikutan umat. Susah untuk mencari pemimpin zuhud di fatamorgana ini, semoga HAMKA guru kesayangan dunia diberi tempat yang baik.
Mari teman! Jalankan amanah kita. Begitu pentingnya memilih pemimpin yang adil, bersih dan amanah apabila di"highlight"kan yang pertama sekali daripada 7 golongan yang akan diberi perlindungan Allah kelak di dalam Hadis Muttafaq'alaih.
Sabda Baginda SAW : "Tujuh golongan yang Allah berikan lindungan kepada mereka pada hari yang tiada lindungan melainkan lindungan Allah ; pemerintah yang adil, pemuda yang membesar dalam keadaan beribadah kepada Allah...
Kenapa pertama sekali? Penting sangatkah?
Dr Mustafa Said al Khin dalam kitab Nuzhah al Muttaqin menjelaskan sebab di dahulukan pemerintah yang adil daripada selainnya ialah kerana banyak kebaikan yang berkaitan dengannya.
Menjadi tanggungjawab asas kepada setiap pemimpin memastikan keadilan ditegak dan dipelihara kerana ia akan memastikan banyak kebaikan dapat dinikmati masyarakat. Banyak sabda baginda menyuruh pemimpin bersifat adil. Nabi SAW bersabda yang bermaksud :
"Ahli syurga itu ada tiga golongan: pemimpin yang adil serta mendapat taufik, lelaki penyayang dan lembut hatinya terhadap kaum kerabatnya dan orang Islam, dan orang tidak kaya yang mempunyai tanggungan banyak tetapi menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta-minta." - (Hadis riwayat Muslim)
Posting Komentar