Pages

Subscribe:

13 Juni 2010

'Perang' di Tempat Kerja, Bagaimana Mengatasinya?

BEKERJA dan berinteraksi dengan banyak orang tentu bisa menimbulkan friksi atau ketegangan. Tak cuma dengan rekan kerja, bisa juga dengan atasan. Bagaimana mengatasinya?
Konflik di tempat kerja memang sulit dihindarkan. Berbeda dengan perkelahian kecil saat masih anak-anak atau remaja, orang dewasa yang bekerja tak bisa pergi atau memutus komunikasi dengan ”musuhnya”. Mereka harus tetap menjaga komunikasi, bekerja sama bahkan mungkin membicarakan pekerjaan berdua saja. Jika seorang karyawan memutuskan untuk tetap bermusuhan, akibatnya tentu saja fatal. Kondisi psikologis akan memburuk dan akan mempengaruhi produktivitas kerja.
Jadi, walaupun Anda berusaha untuk mengacuhkan konflik atau ”perang” Anda dengan rekan kerja atau atasan, tetap saja masalah tersebut akan mempengaruhi hidup Anda. Jika Anda termasuk orang yang kesehatan mentalnya tergantung pada kondisi di sekelilingnya, maka sudah saatnya Anda melakukan tindakan.

1. ”Perang” dengan rekan kerja
Berbeda pendapat dengan rekan kerja adalah hal yang sering terjadi, namun kondisi ini juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan, apalagi jika terlalu sering terjadi dengan orang yang sama. Perbedaan pendapat juga akan mudah terjadi jika Anda banyak bekerja sama dengannya. ”Perang” dengan rekan kerja juga bisa terjadi jika ada kompetisi yang ketat untuk memperoleh promosi atau kenaikan jabatan, atau ”perang” untuk memperebutkan perhatian atasan.
Cara terbaik mengatasi ”perang” dengan rekan kerja ialah, pertama, Anda harus membuat rencana terlebih dahulu tentang aksi yang akan Anda lakukan terhadap ”musuh” Anda. Usahakan agar rencana tersebut mencakup langkah-langkah Anda yang lebih proaktif dibanding reaktif dan kontraproduktif. Ada baiknya merencanakan pertemuan dengannya untuk membicarakan masalah yang dihadapi bersama.
”Kuncinya, Anda berdua harus mencari solusi bagaimana agar bisa bekerja lebih efektif sebagai tim dan mencari tahu hambatan yang mungkin terjadi sekaligus solusinya,” ujar ahli etiket Carly Drum.
2. ”Perang” dengan atasan

Entah karena perbedaan pendapat atau karena soal politik kantor, berkonflik dengan atasan memang tak pernah menyenangkan. Pasalnya, dialah yang menentukan seberapa besar tugas yang akan diberikan kepada Anda. Dia pula yang menentukan nasib karier Anda di perusahaan tersebut. Jika Anda terlalu berani mengambil sikap terhadapnya, bisa jadi Anda segera dipecat dari perusahaan tersebut.
Solusinya, lakukan pendekatan dengan cara yang benar. Jika Anda berhasil merebut hatinya, maka dia akan peduli dengan segala hal yang merisaukan Anda.
Bicarakan dengan atasan jika memang Anda merasa atasan Anda tidak bersikap adil kepada Anda.
”Saat bertemu, usahakan jangan mengeluh melainkan fokus pada kepedulian Anda terhadap produktivitas dan suasana kerja yang nyaman. Jika Anda mengatakan ada sesuatu yang membuat Anda tak nyaman yang menyangkut dua hal tersebut, pasti dia akan memperhatikannya,” ujar Drum.
3. ”Perang” dengan pejabat eksekutif perusahaan
Berkonflik dengan orang sekelas CEO atau CFO memang sangat tidak menyenangkan. Dengan kekuasaan yang mereka miliki, bisa muncul suatu kepribadian yang bisa sangat menyenangkan, namun juga bisa tidak menyenangkan. Jika mereka merasa stres atau frustrasi dengan suatu keadaan, maka bisa jadi semua bawahannya akan ikut terkena ”getahnya”.
Saat berkonflik dengan orang yang memiliki kekuasaan besar seperti ini, Anda harus mampu membaca dan mengukur situasi. Jika Anda mengira bahwa masalah ini bisa dibicarakan bersama dalam sebuah pertemuan, maka lakukanlah. Namun jika tidak, langsung saja melakukan pendekatan kepada HRD. Yang harus Anda ingat, tujuan utama Anda ialah untuk memecahkan masalah dengan cara yang sediplomatis mungkin.

4. ”Perang” dengan klien
Jika Anda banyak berhubungan dengan klien, maka bisa jadi perilaku mereka akan membuat Anda merasa tak nyaman. Mereka bisa saja bersikap kasar atau mengacuhkan nasihat Anda, namun apa pun yang terjadi, Anda harus tetap dengan mereka.
Solusinya, cobalah analisa masalah dengan baik. Jika konflik yang terjadi adalah masalah pekerjaan maka harus segera diselesaikan. Namun jika masalahnya adalah persoalan perbedaan karakter atau kepribadian, maka cobalah untuk mengerti sifat klien Anda atau bicarakan langsung dalam sebuah diskusi nonformal.
Sebenarnya, Andalah yang tahu benar soal solusi yang tepat untuk masalah Anda. Jika Anda merasa bahwa segala usaha tidak menunjukkan perubahan ke arah yang positif, mungkin sudah saatnya untuk mencari tempat kerja yang baru.
(Koran SI/Koran SI/tty)

0 komentar:

Posting Komentar