KEHORMATAN: Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi mendapatkan kehormatan sebagai pemegang kartu pers nomor 001 saat peringatan HUT ke-64 PWI, Ahad (16/5/2010) di Hotel Mutiara Merdeka.(said mufti/riau pos)
PEKANBARU (RP)- Wartawan Riau Pos kembali memenangkan lomba karya tulis jurnalistik Raja Ali Kelana dalam rangka peringatan HUT PWI Riau.
Henny Elyati dikukuhkan sebagai pemenang Lomba Karya Tulis Ali Kelana dengan tulisannya yang berjudul “Melihat Aktivitas Anak-Anak di Kampung Badak yang Terlupakan, ‘Aku Mau Jadi Tentara, Biar Tidak Ada Daerah Tertinggal’”.
Pemberian penghargaan diberikan saat malam puncak HUT ke-64 PWI dan Hari Pers Nasional (HPN) 2010 di depan insan pers yang hadir di Hotel Mutiara Pekanbaru, Ahad (16/5) malam.
Selain itu, malam itu juga diumumkan pemenang karya tulis ekspedisi cagar biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu yang diselangarakan PT IKPP-Sinar Mas Forestry. Sebagai pemenang pertama
Safaruddin Koto dari Metro Riau. Peringkat kedua Gema Setara dari Riau Pos, selanjutnya
Bahtaruddin dari Riau Mandiri, Malvinas dari Tribun Pekanbaru, dan Tatang Yuliansah dari Riau Satu.
Dalam kegiatan tersebut juga diberikan peghargaan PWI Award kepada Wagubri, Wali Kota Pekanbaru, dan Bupati Kampar sebagai orang yang selalu ramah dan terbuka dalam memberikan informasi kepada insan pers Riau.
Kemudian, Chairman Riau Pos Group, Rida K Liamsi juga mendapatkan kehormatan sebagai pemegang kartu pers dengan nomor 001 yang hanya diberikan kepada 70 insan pers se-Indonesia sebagai insan pers yang paling berpengaruh dalam dunia pers nasional.
‘’Saharusnya saya yang memberikan penghargaan kepada pers, karena dengan mereka kita bisa mengetahui apa yang terjadi di luar. Wartawan itu adalah teman dan gudang informasi buat saya. Kalau tidak baca koran atau melihat berita rasanya dunia ini tidak ada lampu dan gelap gulita. Yang penting pemberitaan yang mengkritik atau mendukung harus tetap berimbang,’’ terang Mambang Mit setelah mendapatkan penghargaan tersebut.
Pemberitaan Harus Profesional
Dalam kesempatan itu, Ketua PWI Pusat Margiono mengatakan, pemberitaan suatu media diharuskan mengandung asas cover both side yang menandakan pers profesional. Sebagai insan pers yang bertugas menulis atau menyiarkan pemberitaan, ujarnya, pers harus benar dalam memberikan informasi dan pemberitaan.
Tak hanya itu, pelaksanaan pemberitaan juga tidak seharusnya memiliki tujuan mengintimidasi, mengancam atau keberpihakan pada salah satu kelompok dan lainnya. Untuk itu, perlu dilaksanakan pencerahan dan pengajaran kepada wartawan sebagai ujung tombak media.
Menurutnya, khususnya di Riau, media harian Riau Pos sudah mampu memberikan pengajaran kepada wartawannya untuk menjadi lebih baik dalam menyampaikan informasi ke publik. ‘’Sebagai insan pers, kita memiliki kewajiban memberikan laporan pemberitaan yang sebenar-benarnya. Karena itu, wartawan yang berada di lapangan harus mengerti asas berimbang dalam pemberitaannya. Dan yang perlu digarisbawahi jangan pernah menuliskan atau menyiarkan pemberitaan yang bohong,’’ terangnya.
Tidak hanya itu, dengan kemudahan menciptakan media dengan UU pers, saat ini hampir semua masyarakat bisa menjadi pemilik perusahaan pers serta pimpinan pers. Bahkan menurutnya, seorang pencopet atau perampok yang memiliki akta notaris membentuk media juga bisa terjadi. Jadi saat ini tidak ada pembatasan siapa dan apa yang bisa mendirikan media. Karena itu, tidak sedikit yang bisa menjadikan media sebagai alat untuk menciptakan suasana resah.
Ke depan hal ini akan ditertibkan oleh Dewan Pers Nasional dengan mengeluarkan kriteria perusahaan media berstandar nasional dan profesional. Menurutnya ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk memenuhi standar nasional tersebut, di antaranya terkait penerbitan, keuangan dan lainnya. Hal ini menjadi salah satu bahan yang ikut digunakan untuk mengajukan perubahan UU nomor 40/1999 tentang Pers.
‘’Tugas wartawan itu adalah meliput, menulis dan melaporkan apa yang terjadi di lapangan. Laporan yang ditujukan dalam bentuk berita juga memiliki unsur informasi serta pembelajaran untuk pembaca. Jika itu tidak terpenuhi sama saja dengan wartawan gadungan. Diharapkan dengan HUT PWI ke-64 dan HPN 2010 ini ke depan insan pers bisa lebih baik,’’ terangnya.
Dalam kegiatan malam puncak tersebut, selain dihadiri oleh Ketua PWI Pusat Margiono juga hadir Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Tarman Azam, Wali Kota Pekanbaru Herman Abdullah, Bupati Kampar Burhanuddin Husein, Ketua Tim Penggerak PKK Riau Hj Septina Primawati Rusli, Danlanud Pekanbaru Kol Pnb Nanang Santoso, Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, Ketua PWI Riau H Deni Kurnia, CEO Riau Pos Media Grup H Makmur SE AK, PO Riau Pos Grup Divre Pekanbaru Sutrianto dan kalangan muspida dan insan pers.
Dalam kegiatan tersebut juga diberikan hadiah dalam rangkaian kegiatan yang dilaksanakan panitia HUT PWI 64 dan HPN 2010, seperti pertandingan futsal media. Futsal putra dimenangkan Pemko Pekanbaru, kedua Riau Pos dan ketiga dari TVRI. Sementara untuk putri dimenangkan tim Metro Riau, RRI serta Riau Televisi. Tidak hanya itu, panitia juga memberikan hadiah kepada pemenang lomba domino.(eko/fas) Source.Riaupos.Com
0 komentar:
Posting Komentar